يَامَشَرَ الْمَهَاجِرِيْنَ خَمْسٌ اِذَ ابْتُسِيْتُمْ بِهِنَّ ، وَاَعُذُبِ اللهِ اَنْ تُدْرِكُوْ هُنَّ . لَمْ تَظْهَرِ الْفَا حِشَةُ فِى قَوْمٍ قَطُّ ، حَتّٰى يُعْلِنُوْا بِهَا اِلاَّ فَشَا فِيْهِمُت الطَّاعُوْنَ وَاْلاَوْجَاعُ الَّتِى لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِى السْلا فِهِمَ الَّذِيْنَ مَضَوا ، وَلَمْ يَنْقَصُوا الْمِكْيَالَ وَ الْمِيْزَانَ اِلاَّ اَخَدُوْا بِالسِّنِيْنَ وَشِدَّةِ الْمُؤْنَةِ وَجَوْرِالسُّلطَانِ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يمَْنَعُوْا زَكَاةَ اَمْوَالِهِمْ اِلاَّمُنِعُوْاالْقَطْرَمِنَ السَّمَاءِ ، وَلَوْ لاَالْبَهَاءِمُ لِمْ يُمْطَرُوْا ، وَلَمْ يَنْقُضُوْا عَهْدَاللهِ وَاَهْدَ رَسُُوْلِهِ، اِلاَّ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرَهِمْ فَاَخَذُوْا بَعْضَ مَافِىْ اَيْدِيْهِمْ ، وَ مَا لَمْ تَخْكُمْ اَءِنَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللهِ ، وَيَتَخَيَّرُوْا مِمَّا اَنْزّلَ اللهُ ، اِلاَّ جَعَلَ اللهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ .
Wahai segenap kaum Muhajirin, lima bencana akan menimpamu, aku berlindung kepada Allah agar kamu tidak mendapatknanya. Bila kekejian nampak nyata pada suatu kaum hingga mereka berterang-terangan dengannya, niscaya akan tersebar di kalangan mereka penyakit tha’un dan berbagai penyakit lainnya yang belum pernah menimpa para pendahulu mereka yang telah lewat. Mereka mengurangi ukuran dan timbangan, sehingga ditimpa kekeringan dan paceklik dan kezhaliman penguasa terhadap mereka. Mereka tidak mengeluarkan zakat untuk harta mereka, sehingga akan tertahan hujan dari langit dan kalau saja bukan karena binatang, niscaya mereka tidak akan diberi hujan. Mereka merusak janji Allah dan janji Rasul-Nya, sehingga Allah akan membuat mereka dikuasai oleh musuh dari selain mereka, dan merampas sebagian milik mereka. Dan mana kala pemimpin mereka tidak mengambil hukum dengan kitabullah dan memilih-milih dari apa yang telah diturunkan oleh Allah, niscaya Allah akan menjadikan permusuhan di antara mereka.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah (4019) dan Abu Ma’in dalam Al-Hilyah (8/333) dari Ibnu Abi Malik, dari bapaknya dari Abdullah Ibnu Umar yang menuturkan: “Rasulullah r menghadap (ke jama’ah) kemudian bersabda: (lalu dia menyebutkan hadits itu).